dulu aku selalu berpikir, bisakah aku tanpamu?
sanggupkah aku tanpa ada hadirmu?
aku selalu terkungkum perasaan takut untuk kehilangan
pecundang yang tak bisa mencoba membuka mataku
untuk melihat sesuatu yang harusnya bisa terlihat jelas
mataku hanya tertuju padamu, keinginanku hanya bersamamu
2 tahun, mungkin waktu yang terlalu singkat bagiku
namun ternyata 2 tahun bukanlah perjalanan singkat
kita melewati berbagai hal berdua
seperti apa aku bila memilih pergi?
aku tak pernah bisa menjawabnya sekarang
karena aku belum mencoba
karena aku sungguh ingin melewati hari bersamamu
meski kamu ada, ada yang berbeda
tak hanya tentang aku, aku berpikir.....
memahamimu lebih dalam, tapi aku tak pernah dapatkan jawabnya
semakin aku mencoba, perasaanku terasa begitu menyakitkan
karena kenyataan demi kenyataan menghempaskan ketegaranku
kini aku memilih pergi, tanpa perlu persetujuanmu
adil mungkin, karena keadilan itu sendiri tak pernah berwujud
jika nanti kita dipertemukan kembali aku ingin hanya aku yang ada
tapi jika nanti jalanmu bukan jalanku
semoga kebahagiaan menyertaimu juga aku
aku hentikan langkahku, sebuah petualangan besar denganmu
terimakasih untuk sesuatu yang selalu kamu berikan
jangan pernah berpikir bagaimana aku kini, aku tak pernah membutuhkan rasa iba itu
karena aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti
satu hari ataupun 1000 hari bisa merubah segalanya, tak pernah ada bedanya
menunggu ataukah berganti arah, biarlah itu yang kusimpan sendiri,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar